PROSES
KEDATANGAN BANGSA - BANGSA BARAT DI BERBAGAI DAERAH SAMPAI TERBENTUKNYA
KEKUASAAN KOLONIAL DI INDONESIA
Kekaisaran
Romawi mencapai kejayaanya pada masa pemerintahan Octavianus Agustus yang dapat
menguasai hampir seluruh daratan Eropa, Afrika Utara dan sebagian Afrika Barat.
Kekaisaran Romawi pecah menjadi dua, yaitu Romawi Barat dan Romawi Timur
(Byzantium). Pada tahun 476 M semasa pemerintahan Romulus Agustulus kekaisaran
Romawi Barat runtuh akibat serangan suku bangsa Barbar (Suku Germania) di bawah
pippinan Odoacer. Peristiwa runtuhnya Romawi Barat menandai mulainya zaman
kegelapan (Dark Ages) yang ditandai kemerosotan ilmu pengetahuan dan seni,
munculnya kerajaan – kerajaan kecil yang tidak mentaati hukum Romawi.
Zaman
kegelapan baru berakhir setelah adanya “Gerakan Renaissance” yaitu suatu
gerakan bangsa Eropa yang berusaha untuk membangkitkan kembali pola pikir bebas
yang pernah berkembang pada zaman Romawi Kuno dan Yunani Kuno. Tokoh
Renaissance yang terkenal yaitu Leonrdo Da Vinci dan Michael Angelo.
Lahirnya para pemikir
ini membawa perubahan yang sangat besar di Eropa. Gerakan Renaissance kemudian
melahirkan paham – paham baru, seperti paham :
1)
Rasionalisme
Yaitu paham yang
memandang rasio atau akal pikiran manusia sebagai alat pengukurkebenaran.
Tokohnya
: John Locke, Immanuel Kant, Montesquieu, dan Voltaire
2)
Aufklarung
Yaitu aliran yang
memanfaatkan rasionalisme untuk kesejahteraan manusia
Tokohnya
: John Locke, Immanuel Kant, Montesquieu, dan Voltaire
3)
Humanisme
Yaitu paham yang berpandangan
agar manusia diberi kebebasan dan keadilan, bebas dari rasa takut dan bebas
dari kemiskinan.
Tokohya
: Erasmus (Belanda), dan Morus (Inggris)
4)
Liberalisme
Yaitu paham yang
memandang kemerdekaan individu sebagai pangkal dan pokok dari kebaikan hidup.
Tokohnya
: JJ Rousseau
5)
Demokrasi
Yaitu paham yang
memandang bahwa kekuasaan di tangan rakyat.
Pada
tahun 1070 – 1291 terjadi perang salib antara Kerajaan Turki dan Bangsa –
Bangsa Eropa. Penyebabnya adalah pada masa Palestina berada di bawah kekuasaan
Kalifah Abbasiyah, umat Nasrani (Kristen) dari daratan Eropa diperkenankan
berziarah ke Yerusalem, akan tetapi semenjak Turki menguasai Yerusalem para
peziarah Nasrani (Kristen) dari Eropa dilarang masuk atau mengunjungi kota suci
Yerusalem. Larangan itu menimbulkan reaksi bangsa – bangsa Eropa yang mayoritas
beragama Nasrani (Kristen). Kaisar Maksius Byzantium (Istanbul) minta bantuan
Paus Urbanus II di Roma untuk merebut koat suci Yerusalem dari tangan Turki,
perang ini disebut sebagai Perang Salib yang berakhir tahun 1291 yang
dimenangkan oleh tentara salib. Perang salib berlangsung sampai tujuh kali,
dari ketujuh perang itu, perang salib yang pertama yang dimenangkan oleh
tentara salib sedangkan yang lainya dimenangkan oleh Turki yang memeluk agama Islam.
Kekaisaran
Byzantium mencapai kejayaan saat pemerintahan Yustianus, sehingga Byzantium
menjadi pusat perdagangan , ilmu pengetahuan dan seni. Byzantium runtuh saat
direbut oleh Turki dibawah pimpinan Sultan Muhammad II. Jatuhnya Byzantium
mengakibatkan perubahan besar di Eropa baik perubahan di bidang politik,
ekonomi maupun sosial.
Faktor pendorong
terjadinya perubahan politik di Eropa disebabkan oleh :
1. Runtuhnya kekaisaran
Romawi barat.
2. Terjadinya Perang
Salib.
3. Jatuhnya Kekaisaran Byzantium
ke tangan Turki.
Perubahan ekonomi yang
terjadi di Eropa berupa:
1. Berkembangnya sistem
ekonomi feodal, yang mengandalkan tanah sebagai sumber kehidupan.
2. Bangkitnya kembali
perdagangan di Laut Tengah, akibat Perang Salib.
3. Munculnya upaya perdagangan
dengan Hindia Timur.
Perubahan sosial yang
terjadi di Eropa berkaitan erat dengan perubahan politik dan ekonomi.
Perubahan sosial yang
terjadi di Eropa berupa :
1. Terbentuknya
masyarakat feudal.
2. Munculnya kelas
pedagang.
3. Timbul dan munculnya
ilmu pengetahuan.
4. Timbulnya
penjelajahan samudra.
Tahun
1453 Konstantinopel jatuh ke tangan Turki, yang menyebabkan bangsa – bangsa
Eropa mengalami kesulitan terutama di bidang perdagangan, karena kebutuhan
barang dagangan terutama rempah – rempah yang sangat dibutuhkan Eropa yang
berasal dari daratan Asia banyak dipasok melalui Konstantinopel, sedangkan
Konstantinopel sudah dikuasai oleh Turki. Akibatnya bangsa Eropa terdorong
untuk mengadakan penjelajahan samudra guna mencari daerah penghasil barang –
barang yang dibutuhkan terutama rempah – rempah.
Faktor – faktor
pendorong Bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra, adalah :
1. Jatuhnya
Konstantinopel ke tangan Bangsa Turki.
2. Adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Kisah perjalanan Marcopolo
ke dunia timur yang diceritakan dalam Imago Mundi (anggapan tentang dunia).
4. Keinginan untuk
mendapatkan daerah baru.
5. Keinginan untuk
mendapatkan rempah – rempah dari daerah asal sehingga dapat berhubungan
langsung.
6. Adanya keyakinan
kebenaran ajaran Copernicus yang mengatakan bahwa bumi itu bulat, sehingga
orang berlayar terus dengan arah sama akan kembali ke tempat asalnya.
7. Adanya keinginan
menyebarkan agama Nasrani ke seluruh dunia.
8. Ingin mencari
kejayaan dan kekayaan.
Bangsa
yang bersemangat mengadakan penjelajahan samudra antara lain Portugis, Spanyol,
Inggris dan Belanda. Ekspedisi Portugis dan Spanyol dibiayai langsung dari
pemerintah kerajaan. Sedangkan ekspedisi penjelajahan Inggris dan Belanda di
sponsori oleh Serikat Dagang.
PENJELAJAHAN
BANGSA – BANGSA EROPA
a) Penjelajahan
Portugis
Bartholomeous Diaz
Perintis pelayaran
melalui Samudra Atlantik sampai ke Tanjung Harapan.
Vasco Da Gama
Perintis jalur
pelayaran melalui Tanjung Harapan ke India.
Francessco D’aimlda
Penakluk Goa di India.
Cabral
Perintis pelayaran
melalui Samudra Atlantik sampai ke Brazilia.
b) Penjelajahan Spanyol
Christophorus
Columbus Perintis pelayaran ke Benua Amerika.
Ferdinand
Magelhan Perintis pelayaran ke Asia dari arah barat (melalui Benua
Amerika).
Ferdinand Cortez Penakluk
Suku Aztek, di Meksiko.
Francessco
Pizzaro Penakluk suku Inka, di Peru.
c) Penjelajahan Inggris
Francis
Drake
Mengelilingi dunia
antara tahun 1577 – 1580.
William
Dampier
Perintis pelayaran ke
pantai barat Benua Australia.
James
Cook
Perintis pelayaran ke
pantai timur Benua Australia.
Mathew
Flinders
Mengelilingi Benua
Australia dan membuat peta benua itu.
d) Penjelajahan Belanda
Barret
Perintis pelayaran ke
Asia melewati kutub utara.
Cournelis
De Houtman
Perintis pelayaran ke
Indonesia melalui India lalu ke Selat Sunda.
Abel
Tasman
Perintis pelayaran
kepulauan Tasmania, Fizi, dan Selandia Baru.
Sejak pertengahan abad
ke – 15, bangsa – bangsa Eropa telah mulai mengenal pelayaran samudra, ketika
memasuki abad ke – 16 mereka memasuki wilayah perairan Nusantara. Faktor
pendorongnya adalah karena jiwa petualangan untuk mencari daerah baru, faktor
ekonomi serta penyebaran agama.
1. PROSES DAN TUJUAN KEDATANGAN
BANGSA PORTUGIS DAN SPANYOL KE INDONESIA.
Pada
tahun 1511 Portugis dibawah pimpinan Alfonso D’ Albuquerque berhasil
menakklukan Malaka. Tahun 1512 Portugis di bawah pimpinan De Abreu melakukan
pelayaran ke Maluku untuk menguasai kepulauan tersebut. Kedatangan Bangsa
Portugis diterima baik oleh Kerajaan Ternate. Kerajaan Ternate pada saat itu
sedang bermusuhan dengan Kerajaan Tidore, dengan kedatangan Portugis itu
diharapkan dapat membantu Ternate dengan membangun benteng pertahanan Saint
John untuk melawan Tidore dengan imbalan Portugis diberi hak monopoli
perdagangan rempah – rempah di Maluku. Akibatnya, rakyat Ternate menjadi
tertekan karena rakyat tidak bebas menjual rempah – rempah dengan harga ditekan
serendah – rendahnya oleh Portugis sehingga hubungan Portugis dengan Ternate
menjadi permusuhan.
Pada
tahun 1521, Ekspedisi Spanyol dipimpi oleh Sebastian Deled Cano sampai di
Maluku dan di terima baik oleh kerajaan Tidore. Sehingga di Maluku terjadi
permunsuhsan antara Spanyol dan Portugis, meskipun jauh sebelumnya telah
diadakan perjanjian diantara kedua Negara yang diadakan pada tahun 1492 yaitu
perjanjian Tordesilas dalam perjanjian Tordesilas tesebut dinyatakan bahwa
dunia dibagi atas dua pengaruh yaitu bangsa Portugis dan bangsa Spanyol.tetapi
pada tahun 1521 ketika ekspedisi Spanyol juga sampai didaerah Maluku sehingga
terjadi pertentangan antara kedua negara tersebut.
Pertentangan
tersebut dapat diselesaikan dengan diadakan perjanjian Saragosa pada tahun 1526
yang isinya :
a) Bumi ini dibagi atas
dua pengaruh yaitu pengaruh bangsa Spanyol dan bangsa Portugis
b) Wilayah kekuasaaan
Spanyol dari Meksiko ke arah barat sampai ke kepulauan Filipina dan wilayah
kekuasaan Portugis dari Brazilia ke arah timur sampai ke kepulauan Maluku.
Dengan
adanya perjanjian Saragosa tersebut berarti :
a) Spanyol harus
meninggalkan Maluku dan melakukan perdagangan di Filipina
b) Portugis tetap
melakukan perdagangan di Maluku.
Melalui perjanjian
tersebut Spanyol harus kembali ke Filipina dan Portugis menguasai Maluku.
Tujuan
kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol ke Indonesia :
a) Mencari kekayaan
berupa rempah – rempah (Gold/ Emas)
b) Mencari daerah
jajahan (Glory/ Kejayaan)
c) Menyebarkan agama
Nasrani (Gospel/ Injil)
Tiga tujuan ini sering
dikenal dengan Tiga (3) G, yang merupakan ciri imperialisme kuno.
2. PROSES DAN TUJUAN KEDATANGAN
BANGSA INGGRIS KE INDONESIA.
Ekspedisi
Inggris untuk menguasai perdagangan dipelopori oleh kongsi dagangnya yaitu EIC
(East Indian Company/ Kongsi Dagang India Timur), yang memperoleh hak khusus
dari pemerintah Ingggris untukmenangani perdagangan di Asia. Akhir abad ke-16
EIC mengadakan hubungan dagang dengan kesultanan Aceh, Jayakarta, Banjar, Gowa
dan Maluku. Tetapi secara umum Inggris mengalami kegagalan dalam menanamkan
pengaruhnya di Indonesia.
3. PROSES DAN TUJUAN KEDATANGAN BANGSA
BELANDA KE INDONESIA.
Kedatangan
Belanda ke Indonesia dilatarbelakangi adanya perang 80 tahun Belanda dan
Spanyol 1568 – 1648 yang menyebabkan kota Lisabon (Portugal) tertutup bagi
kapal Belanda, karena saat itu Portugis dibawah kekuasaan Spanyol serta adanya
petunjuk jalan ke Indonesia dari Jan Hyugen van Linscoten.
Ekspedisi Belanda ke
Indonesia pertama kali dipimpin oleh Cournelis de Houtman (1596) dan Pieter de
Kaizer yang mendarat di Banten. Pada awal kedatanganya disambut oleh kerajaan
Banten dengan alasan dapat meramaikan perdagangan di Banten, tetapi karena
sikap rombongan Belanda yang tidak baik, sombong, kasar akhirnya oleh kerajaan
Banten diusir.
Pada tahun 1598
mendarat kapal Belanda yang kedua dipimpin oleh Jacob van Neck yang berlabuh di
Banten. Kedatanganya disambut baik, sejak itu kapal – kapal dagang Belanda ke
Indonesia. Untuk menghindari persaingan di antara pedagang di Belanda maka
dibentuklah VOC (Verenigde Oast Indiche Compacnie) tahun 1602, atas usul Johan
Van Oldebarnevelt.
Tujuan
VOC di Indonesia :
a) Menghilangkan
persaingan di antara pedagang Belanda
b) Menghadapi
persaingan pedagang bangsa Eropa lainya
c) Mencari keuntungan
d) Memonopoli
perdagangan
e) Menguasai kerajaan –
kerajaan dan pelabuhan penting di Indonesia
Pemerintah
Belanda memberi hak khusus kepada VOC yang disebut Hak Oktroy, antara lain:
a) Hak monopoli
perdagangan
b) Hak memiliki
tentara, pengadilan, dan mengumumkan perang
c) Mencetak mata uang
sendiri dan mengedarkanya
d) Hak mengadakan
perjanjian dengan penguasa setempat atas nama pemerintah Belanda
e) Hak mendirikan
Benteng
Pada
mulanya kedatangan Belanda adalah berdagang akan tetapi tujuan ini kemudian
berubah setelah keberhasilan ekspedisi pelayaran Belanda di bawah pimpinan
Jacob Van Neck pada tahun 1598 yang selanjutnya disusul dengan berlomba – lomba
pedagang – pedagang Belanda ke Indonesia. Untuk menghindari persaingan
perdagangan di antara pedagang Belanda sendiri sehingga pada tahun 1602
dibentuklah VOC atau Serikat Dagang Hindia Timur yang menjadi lembaga
pemerintahan sekaligus perdagangan yang otonom di wilayah jajahan. VOC dipimpin
oleh seorang Gubernur Jenderal. Gubernur Jenderal VOC pertama adalah Pieter Both.
Langkah pertama yang dilakukan menentukan pusat kedudukan VOC di Ambon.
Ketika
Gubernur Jenderal VOC dijabat oleh J.P. Coen berhasil merebut Jayakarta (dengan
menghasut penguasa Banten Ranamanggala untuk memecat pangeran Jayakarta dan
menutup ijin dagang EIC) sejak 31 mei 1619 VOC memperoleh hak penuh atas
Jayakarta dan nama itu dirubah menjadi Batavia.
J.P. Coen menjalankan
monopoli dengan kekerasan dan yang paling menderita rakyat Maluku karena adanya
peraturan monopoli yang isinya :
1) Tempat menanam
rempah – rempah ditentukan kompeni
2) Jumlah tanaman
rempah – rempah ditentukan kompeni
3) Rakyat Maluku
dilarang menjual rempah – rempah selain kepada kompeni.
Untuk mengawasi pelaksanaan monopoli dilakukan
pelayaran Hongi yaitu : pelayaran dengan menggunakan kapal kora – kora yang
dipersenjatai guna mengawasi pelaksanaan monopoli. Rakyat yang melanggar aturan
monopoli dihukum Extirpasi yaitu : hak untuk memusnahkanpohon rempah – rempah
yang melebihi ketentuan.
Langkah
pertama VOC dalam mencapai tujuan adalah merebut Maluku dari kekuasaan
Portugis. Pada tahun 1605 VOC berhasil merebut benteng Victoria di Ambon yang
menjadi tonggak pertama penjajahan Belanda di Indonesia. Selanjutnya pemerintah
Belanda mengangkat Pieter Both sebagai gubernur jenderal VOC tahun 1609. Ketika
VOC dipimpin oleh J.P. Coen, Jayakarta berhasil direbut tahun 1619 dan mengubah
namanya menjadi Batavia yang dijadikan sebagai pusat kekuasaan dan pemerintahan
VOC.
1.2
Kebijakan-Kebijakan Pemerintah Kolonial di Indonesia
1. Kebijakan Bidang
Ekonomi
a. Masa Herman Williem
Daendles
Menjual tanah-tanah
milik Gubernemen kepada pihak Partikelir karena kesulitan keungan akibat
peperangan melawan koalisi pimpinan Inggris
b. Masa Thomas Stamford
Raffles
Kebijakan ekonomi
liberal berdasarkan asas liberal yang disebut Landrent System (Sistem sewa
tanah), ia berpendirian bahwa semua tanah adalah milik raja yang berdaulat
(Inggris saat itu)
Karena adanya kesulitan
keungan, Raffles bertindak sperti Daendels yaitu menerapkan wajib kerja dan
mewajibkan peungutan yang pernah dihapus
c. Masa Pemerintahan
Hindia Belanda
Van Den Bosh
mengusulkan kebijakan Culturstelsel (Sistem Tanam Paksa) tahun 1830, kebijakan
ini menadai kembalinya sistem paksaan dan monopoli yang dijalankan pada masa
VOC (Verplichte Laverantien).
Diberlakukannya politik
pintu terbuka, yaitu pemerintah Belanda membuka kesempatan kepada pihak swasta
utnuk menanamkan modalnya di Indonesia.
2. Kebijakan di Bidang
Politik
a. Masa Herman Williem
Daendles, untuk mengimbangi besarnya ancaman Inggris di Pulau Jawa meka
diterapkan kebijakan :
Merekrut banyak orang
Indonesia untuk dijadikan tentara
Membangun pabrik
senjata di Semarang dan Surabaya
Membangun jalan raya
dari Anyer sampai Panarukan dengan kerja rodi.
b. Masa Thomas Stamford
Raffles
Membagi pulau Jawa
menjadi 16 Karesidenan dan tiap-tiap Karesidenan dibentuk badan pengadilan
(Landrate)
c. Masa Pemerintahan
Hindia Belanda
Memperluas pengaruh dan
kekuasaannya ke seluruh wilayah Indonesia, antara lain : Lampung, Kalimantan,
Sulawesi dan Nusa Tenggara
3. Kebijakan di Bidang
Sosial Budaya
a. Masa Herman Williem
Daendles
b. Masa Thomas Stamford
Raffles
Memberikan bantuan
kepada para ahli pengetahuan seperti Horsfield, Craworfd dan Mackensie untuk
menyelidiki peninggalan sejarah kuno di Indonesia
Membantu
lembaga-lembaga kebudayaan, seperti Lembaga Betawi, untuk memajukan
kebudayaannya
Menerbitkan buku
History of Java tahun 1817
c. Masa Pemerintahan
Hindia Belanda
Pengaruh Kebijakan
Pemerintah Kolonial di Indonesia
1.
Pengaruh terhadap Kehidupan Ekonomi
Kemiskinan dan
kemelaratan timbul dimana-mana karena rakyat tidak memiliki kesempatan untuk
mengerjakan sawah, ladang dan peternakan mereka sendiri
Terjadinya penyimpangan
kebijakan tanam paksa, diberbagai daerah seperti Demak, Purwodadi dan Cirebon
banyak terjadi kelaparan.
2.
Pengaruh terhadap Kehidupan Politik
Pemerintah lokal tidak
lagi memiliki kekuasaan yang besar karena sering dicampuri pemerintah kolonial
Penguasa lokal tidak
jarang kehilangan sebagian atau seluruh haknya atas suatu daerah
3.
Pengaruh terhadap Kehidupan Sosial
Pejabat lokal yang dulu
sangat berkuasa hanya menjadi pengawai pemerintah kolonial, sehingga derajat
mereka seakan-akan turun di mata rakyat.
Muncul suatu kelompok
masyarakat berdasarkan golongan yaitu kelompok masyarakat Eropa (Kolonial),
kelompok masyarakat bangsawan dan kelompok masyarakat jelata.
4.
Pengaruh terhadap Kehidupan Budaya
Tradisi barat
berkembang dalam masyarakat pribumi, seperti dansa di kalangan bangsawan
Banyak tradisi kerajaan
lokal yang luntur setelah campur tangan Belanda
Adanya tradisi lokal
yang berakulturasi dengan budaya barat (Belanda), yang membentuk kebudayaan
baru yang disebut kebudaay Indis.
D.
Pemerintahan kolonial di Indonesia
1. Masa pemerintahan
Daendels
Herman Williem Daendles
(1762 – 1818)
Ditunjuk oleh : Raja
Louis Napoleon
Menjadi : Gubernur
Jenderal di Indonesia
Mendapat Julukan :
Marsekal Besi
Jenderal Guntur Mas
Kalak
Tugas Pokok Daendles :
Mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh
ke tangan Inggris
Sebab dicopot dari
jabatan : Tidak mengindahkan tata sopan santun (1911)
Pengganti : Jan Williem
Jansen
2. Masa Pemerintahan
Raffles
Dalam menjalankan
kebijakannya, Raffles berpatokan pada 3 hal, yaitu:
a. Segala bentuk dan
penyerahan wajib maupun pekerjaan rodi dihapuskan
b. Sewa tanah sedapat
mungkin dibayar dengan uang, kalau tidak memungkinkan baru dibayar dengan uang
(innatura)
c. Memberlakukan
kebijakan ekonomi yaitu sistem pajak tanah (Landrent System)
3. Masa Pemerintahan
Hindia – Belanda
Pada tahun 1830
kebijakan politik liberal berubah ke arah Koservatis. Alasan ditinggalkannya
kebijakan liberal :
a. Tidak sesuai dengan
sistem feodal
b. Hasil perdagangan
ekspor masih kalah bersaing dengan Inggris
c. Pemerintah mengalami
defisit keuangan akibat perang Jawa (perang Diponegoro)
d. Kemerdekaan Belgia
dari Belanda tahun 1830 semakin mempersulit perekonomian bangsa tersebut
Pencetus tanam paksa
(Culture Stelsel) yaitu Gubernur Jendral Van Den Bosch.
Pokok-pokok
kebijakan tanam paksa :
• Rakyat diwajibkan
menyerahkan seperlima dari lahan garapannya untuk ditanami tanaman wajib, yaitu
tanaman yang berkualitas Ekspor
• Lahan untuk tanaman
wajib dibebaskan dari pajak Tanah
• Hasil Panen tanaman
wajib harus diserahkan kepada pemerintah kolonial
• Rakyat yang tidak
memiliki tanah wajib, harus bekerja selama 66 hari dalam 1 tahun
• Kegagalan panen akan
ditanggung pemerintah
• Penggarapan diawasi
langsung oleh penguasa Pribumi
Namun dalam kebijakan
itu terdapat penyimpangan antara lain :
• Tanah yang diserahkan
untuk ditanami tanaman ekspor lebih dari seperlimanya bahkan kadang-kadang
setengahnya
• Tanah yang dipilih
untuk tanaman ekspor adalah tanah yang subur
• Rakyat yang tidak
memiliki tanah harus bekerja melebihi waktu yang ditentukan (lebih dari 66
hari) tidak digaji dan harus membawa bekal sendiri
• Lahan untuk tanaman
ekspor tetap dikenakan pajak
• Setiap kelebihan
hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayar tidak dibayarkan kembali
kepada rakyat.
• Kegagalan panen
menjadi tanggungan rakyat
Selain itu peraturan
Cultur Procetan mengundang praktek penyelewenangan sehingga mengundang protes.
Salah satunya adalah Douwes Dekker lewat bukunya Max Havelaar.
Pada
tahun 1870 sistem tanam paksa dihapuskan dan diterapkan politik pintu terbuka.
Berkenaan dengan itu, Belanda oleh STATEN GENERAL (Parlemen Belanda)
mengeluarkan UU Agraria (tahun 1870). Wilayah yang menjadi kawasan pemberlakuan
UU Agraria :
1. Sumatra Timur
Keterlibatan Belanda
dalam bidang ekonomi diawali oleh Jacobus Nienuys, Deli, Serdang, Kangkat
menjadi perkebunan yang membujur menyusuri pantai Sumatra Timur sepanjang 200
km dalam 25 tahun. Keadaan tidak berubah sejak akhir tahun 1880.
2. Jawa Timur dan Jawa
Tengah
Perkebunan gula, teh,
tembakau tahun 1870 dan 1885.
1.3 Sejarah dan Asal Usul Pulau -
Pulau Besar Nusantara
Republik Indonesia
disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi
garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar
di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu ia disebut juga
sebagai Nusantara (Kepulauan Antara).Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada
tahun 2006,Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia
Dalam berbagai
prasasti, pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Suwarnadwipa (“pulau
emas”) atau Suwarnabhumi (“tanah emas”). Nama-nama ini sudah dipakai dalam
naskah-naskah India sebelum Masehi. Sumatera juga dikenal sebagai pulau Andalas.
Pada
masa Dinasti ke-18 Fir’aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat
pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Barus (Lobu
Tua – daerah Tapanuli) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi.
Barus dikenal karena merupakan tempat asal kapur barus. Ternyata kamper atau
kapur barus digunakan sebagai salah satu bahan pengawet mummy Fir’aun Mesir
kuno.
Di
samping Barus, di Sumatera terdapat juga kerajaan kuno lainnya. Sebuah
manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas untuk membina negara
kota Kerajaan Nabi Sulaiman diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh
yang dinamakan Ophir. Kemungkinan Ophir berada di Sumatera Barat. Di Sumatera
Barat terdapat gunung Ophir. Gunung Ophir (dikenal juga dengan nama G. Talamau)
merupakan salah satu gunung tertinggi di Sumatera Barat, yang terdapat di
daerah Pasaman. Kabarnya kawasan emas di Sumatera yang terbesar terdapat di
Kerajaan Minangkabau. Menurut sumber kuno, dalam kerajaan itu terdapat pegunungan
yang tinggi dan mengandung emas. Konon pusat Kerajaan Minangkabau terletak di
tengah-tengah galian emas. Emas-emas yang dihasilkan kemudian diekspor dari
sejumlah pelabuhan, seperti Kampar, Indragiri, Pariaman, Tikus, Barus, dan
Pedir. Di Pulau Sumatera juga berdiri Kerajaan Srivijaya yang kemudian
berkembang menjadi Kerajaan besar pertama di Nusantara yang memiliki pengaruh
hingga ke Thailand dan Kamboja di utara, hingga Maluku di timur.
Kini
kekayaan mineral yang dikandung pulau Sumatera banyak ditambang. Banyak jenis
mineral yang terdapat di Pulau Sumatera selain emas. Sumatera memiliki berbagai
bahan tambang, seperti batu bara, emas, dan timah hitam. Bukan tidak mungkin
sebenarnya bahan tambang seperti emas dan lain-lain banyak yang belum ditemukan
di Pulau Sumatera. Beberapa orang yakin sebenarnya Pulau Sumatera banyak
mengandung emas selain dari apa yang ditemukan sekarang. Jika itu benar maka
Pulau Sumatera akan dikenal sebagai pulau emas kembali.
PULAU JAWA
Dahulu
Pulau Jawa dikenal dengan nama JawaDwipa. JawaDwipa berasal dari bahasa
Sanskerta yang berarti “Pulau Padi” dan disebut dalam epik Hindu Ramayana. Epik
itu mengatakan “Jawadwipa, dihiasi tujuh kerajaan, Pulau Emas dan perak, kaya
dengan tambang emas”, sebagai salah satu bagian paling jauh di bumi. Ahli
geografi Yunani, Ptolomeus juga menulis tentang adanya “negeri Emas” dan
“negeri Perak” dan pulau-pulau, antara lain pulau Iabadiu yang berarti Pulau
Padi.
Ptolomeus
menyebutkan di ujung barat Iabadiou (Jawadwipa) terletak Argyre (kotaperak).
Kota Perak itu kemungkinan besar adalah kerajaan Sunda kuno, Salakanagara yang
terletak di barat Pulau Jawa. Salakanagara dalam sejarah Sunda (Wangsakerta)
disebut juga Rajatapura. Salaka diartikan perak sedangkan nagara sama dengan
kota, sehingga Salakanagara banyak ditafsirkan sebagai Kota perak.
Di
Pulau Jawa ini juga berdiri kerajaan besar Majapahit. Majapahit tercatat
sebagai kerajaan terbesar di Nusantara yang berhasil menyatukan kepulauan
Nusantara meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, kepulauan
Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina. Dalam catatan
Wang Ta-yuan, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan
burung kakak tua. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah
hitam, dan tembaga. Selain itu, catatan kunjungan biarawan Roma tahun 1321,
Odorico da Pordenone, menyebutkan bahwa istana Raja Jawa penuh dengan perhiasan
emas, perak, dan permata.
Menurut banyak pakar,
pulau tersubur di dunia adalah Pulau Jawa. Hal ini masuk akal, karena Pulau
Jawa mempunyai konsentrasi gunung berapi yang sangat tinggi. Banyak gunung
berapi aktif di Pulau Jawa. Gunung inilah yang menyebabkan tanah Pulau Jawa
sangat subur dengan kandungan nutrisi yang di perlukan oleh tanaman.
Raffles pengarang buku
The History of Java merasa takjub pada kesuburan alam Jawa yang tiada
tandingnya di belahan bumi mana pun. “Apabila seluruh tanah yang ada
dimanfaatkan,” demikian tulisnya, “bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia
ini yang bisa menandingi kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang
dihasilkan pulau ini.”
Kini
pulau Jawa memasok 53 persen dari kebutuhan pangan Indonesia. Pertanian padi
banyak terdapat di Pulau Jawa karena memiliki kesuburan yang luar biasa. Pulau
Jawa dikatakan sebagai lumbung beras Indonesia. Jawa juga terkenal dengan
kopinya yang disebut kopi Jawa. Curah hujan dan tingkat keasaman tanah di Jawa
sangat pas untuk budidaya kopi. Jauh lebih baik dari kopi Amerika Latin ataupun
Afrika.
Hasil
pertanian pangan lainnya berupa sayur-sayuran dan buah-buahan juga benyak
terdapat di Jawa, misalnya kacang tanah, kacang hijau, daun bawang, bawang
merah, kentang, kubis, lobak, petsai, kacang panjang, wortel, buncis, bayam,
ketimun, cabe, terong, labu siam, kacang merah, tomat, alpokat, jeruk, durian,
duku, jambu biji, jambu air, jambu bol, nenas, mangga, pepaya, pisang, sawo,
salak,apel, anggur serta rambutan. Bahkan di Jawa kini dicoba untuk ditanam
gandum dan pohon kurma. Bukan tidak mungkin jika lahan di Pulau Jawa dipakai
dan diolah secara maksimal untuk pertanian maka Pulau Jawa bisa sangat kaya
hanya dari hasil pertanian.
Dahulu nama pulau terbesar
ketiga di dunia ini adalah Warunadwipa yang artinya Pulau Dewa Laut. Kalimantan
dalam berita-berita China (T’ai p’ing huan yu chi) disebut dengan istilah Chin
li p’i shih. Nusa Kencana” adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah
Jawa Kuno. Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P’ulo Chung). Borneo
adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda.
Pada zaman dulu
pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas hasil alam berupa kamfer,
lilin dan sarang burung walet melakukan barter dengan guci keramik yang
bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak. Para pendatang India maupun orang
Melayu memasuki muara-muara sungai untuk mencari lahan bercocok tanam dan
berhasil menemukan tambang emas dan intan di Pulau ini.
Di
Kalimantan berdiri kerajaan Kutai. Kutai Martadipura adalah kerajaan tertua
bercorak Hindu di Nusantara. Nama Kutai sudah disebut-sebut sejak abad ke 4
(empat) pada berita-berita India secara tegas menyebutkan Kutai dengan nama
“Quetaire” begitu pula dengan berita Cina pada abat ke 9 (sembilan) menyebut
Kutai dengan sebutan “Kho They” yang berarti kerajaan besar. Dan pada abad 13
(tiga belas) dalam kesusastraan kuno Kitab Negara Kertagama yang disusun oleh
Empu Prapanca ditulis dengan istilah “Tunjung Kute”. Peradaban Kutai masa lalu
inilah yang menjadi tonggak awal zaman sejarah di Indonesia.
Kini Pulau Kalimantan
merupakan salah satu lumbung sumberdaya alam di Indonesia memiliki beberapa
sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai sumber energi, diantaranya adalah
batubara, minyak, gas dan geothermal.Yang luar biasa ternyata Kalimantan
memiliki banyak cadangan uranium yang bisa dipakai untuk pembangkit listrik
tenaga nuklir. Disamping itu Kalimantan juga memiliki potensi lain yakni
sebagai penyedia sumber energi botani atau terbaharui. Sumber energi botani
atau bioenergi ini adalah dari CPO sawit. Pulau Kalimantan memang sangat kaya.
Sulawesi – Pulau besi
Nama Sulawesi konon
berasal dari kata ‘Sula’ yang berarti pulau dan ‘besi’. Pulau Sulawesi sejak
dahulu adalah penghasil bessi (besi), sehingga tidaklah mengherankan Ussu dan
sekitar danau Matana mengandung besi dan nikkel. Di sulawesi pernah berdiri
Kerajaan Luwu yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Sulawesi. Wilayah
Luwu merupakan penghasil besi. Bessi Luwu atau senjata Luwu (keris atau kawali)
sangat terkenal akan keampuhannya, bukan saja di Sulawesi tetapi juga di luar
Sulawesi. Dalam sejarah Majapahit, wilayah Luwu merupakan pembayar upeti
kerajaan, selain dikenal sebagai pemasok utama besi ke Majapahit, Maluku dan
lain-lain.
1.
Pengertian Kolonialisme
Kolonialisme adalah
suatu usaha untuk melakukan system permukiman warga dari suatu Negara diluar
wilayah Negara induknya atau Negara asalnya.
2.
Pengertian Imperialisme
Imperialisme adalah
usaha memperluas wilayah kekuasaan atau jajahan untuk mendirikan imperium atau
kekaisaran.
a. Dibidang Ilmu
Pengetahuan
Kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan ditandai dengan munculnya teori heliosentris (tata surya) oleh
Nicolaus Copernicus, seorang ahli ilmu pasti dan astronomi dari Polandia. Muncul
pada tahun 1543 menjelaskan bahwa matahari sebagai pusat dari seluruh
benda-benda antariksa dan bentuk bumi seperti bola. Pengalaman Marco Polo dari
Venesia (Italia)
b. Di Bidang Teknologi
c. Di Bidang Sosial
Ekonomi
1. Bangsa Portugis dan
Spanyol
Bangsa Spanyol mulai
menjelajahi samudera kea rah Timur pada abad 15-16.
•Vasco da Gama
(1497-1498)
•Bartholomeus Diaz
(1486)
•Pedro Alvares Cabrel
(1500)
•Alfonso d’Albuquerque
(1505)
•Franciscus Xaverius
(1550)
•Cristophorus
Columbus(1492)
•Magellan – del Cano
(1519)
•Ferdinand Cortez
(1519)
•Francisco Pizarro
(1522-1532)
2. Bangsa Inggris
Pada masa pemerintahan
Ratu Elizabeth I, sekitar tahun 1607, telah terjadi perpindahan penduduk secara
besar-besaran dari Inggris ke Amerika Utara. Pelaut Inggris yang terkenal
adalah Sir Francis Drake (1577-1580).
3. Bangsa Belanda
Pelaut Belanda, yang
dipimpin oleh Cornelis de Houtman, mengikuti
jejak pelaut Eropa lainnya dalam menelusuri daerah-daerah sepanjang
pantai barat Afrika dan Asia Selatan, serta berhasil mendarat di pelabuhan
Banten pada tahun 1596. Berdirinya VOC pada tahun 1602.
4. Bangsa Perancis
Beberapa alasan
penjelajahan samudera yang dilakukan oleh bangsa adalah sebagai berikut.
a. Mencari daerah penghasil rempah-rempah secara
langsung.
b. Mencari harta, serta mencari emas dan perak
(gold).
c. Menyebarkan agama Nasrani (gospel).
d. Mencari keharuman nama, kejayaan, dan
kekuasaan.
Kolonialisme dan
Imperialisme Barat di Indonesia
Bentuk praktik Kolonialisme dan
Imperialisme seperti menguasai perdagangan secara tunggal (monopoli) dan
merampas atau menjelajah suatu negeri.
1.
Bangsa Portugis Menjajah Indonesia
Pada tahun 1512, bangsa
Portugis yang dipimpin oleh Fransisco Serrao mulai berlayar menuju Kepulauan
Maluku. Bahkan pada tahun 1521, Antonio de Brito diberi kesempatan untuk
mendirikan kantor dagang dan beneng Santo Paolo di Ternate sebagai tempat
berlindung dari serangan musuh. Orang-orang Portugis yang semula dianggap sebagai
sahabat rakyat ternate berubah menjadi pemeras dan musuh.
2.
Bangsa Spanyol Menjelajah Indonesia
Pelaut Spanyol berhasil
mencapai Kepulauan Maluku pada tahun 1521 setelah terlebih dahulu singgah di
Filipina disambut baik oleh rakyat Tidore. Bangsa Spanyol dimanfaatkan oleh
rakyat Tidore untuk bersekutu dalam melawan rakyat Ternate. Maka pada tahun
1534, diterbitkan perjanjian Saragosa (tahun 1534) yang isinya antara lain
pernyataan bahwa bangsa Spanyol memperoleh wilayah perdagangan di Filipina sedangkan
bangsa Portugis tetap berada di Kepulauan Maluku.
3.
Bangsa Belanda Menjajah Indonesia
Proses
penjajahan bangsa Belanda terhadap Indonesia memakan waktu yang sangat lama,
yaitu mulai dari tahun 1602 sampai tahun 1942. Penjelajahan bangsa Belanda di
Indonesia, diawali oleh berdirinya persekutuan dagang Hindia Timur atau
Vereenigde Oost Indische Campagnie (VOC).
a. Masa VOC (Vereenigde Oost Indische
Compagnie)
Penjelajahan Belanda, Cornelisde Houtman,
mendarat kali pertama di Indonesia pada tahun 1596. Pada tahun 1598, bangsa
Belanda mendarat di Banten untuk kali kedua dan dipimpin oleh Jacob Van Neck.
Upaya Inggris untuk mengatasi persaingan dagang yang semakin kuat diantara
sesame pendatang dengan mendirikan dan menyaingi persekutuan dagang Inggris di
India dengan nama East India Company (EIC). Pada tahun 1619, kedudukan VOC
dipindahkan ke Batavia (sekarang Jakarta) dan diperintah oleh Gubernur Jenderal
Jan Pieter Zoon Coen ditujukan untuk merebut daerah dan memperkuat diri dalam
persaingan dengan persekutuan dagang milik Inggris (EIC) yang sedang konflik
dengan Wijayakrama (penguasa Jayakarta) disebut sebagai “zaman kompeni”. VOC
memperoleh piagam (charter), secara umum, menyatakan bahwa VOC diberikan hak
monopoli dagang di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan. Pada abad ke-18, VOC
mengalami kemunduran dan tidak dapat melaksanakan tugas dari pemerintah
Belanda. Factor penyebab kemunduran VOC adalah sebagai berikut :
1) Banyaknya jumlah pegawai VOC yang korupsi.
2) Rendahnya kemampuan VOC dalam memantau
monopoli perdagangan.
3) Berlangsungnya
perlawanan rakyat secara terus-menerus dari berbagai daerah di Indonesia.
Pada tanggal 31
Desember 1799, VOC resmi dibubarkan dan pemerintah Belanda (saat itu republic
Bataaf) mencabut hak-hak VOC. Pada tahun 1806, terjadi perubahan politik di
Eropa hingga republic Bataaf dibubarkan dan berdirilah Kerajaan Belanda yang
diperintah oleh Raja Louis Napoleon.
b. Masa Deandels (1808-1811)
Belanda pada saat itu, mengangkat Herman
Willem Daendels (1808) sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda. Daendels
dikenal sebagai penguasa yang disiplin dank eras sehingga mendapatkan sebutan
“Marsekal Besi” atau “jenderal Guntur”. Langkah-langkah yang ditempuh Daendels
1) Melakukan pembangunan fisik
(a) Membangun pabrik senjata.
(b) Membangun benteng pertahanan.
(c) Menarik penduduk pribumi untuk menjadi
tentara.
(d) Membangun pangkalan armada laut di Anyer dan
Ujung Kulon.
(e) Membangun jalan raya dari Anyer (Banten)
sampai Panarukan (Jawa Timur) sepanjang 1.000 km, yang kemudian terkenal dengan
sebutan “Jalan Raya Daendels”.
2) Melakukan pembangunan ekonomi
(a) Memungut pajak hasil bumi dari rakyat
(contingenten).
(b) Menjual tanah negara kepada pihak swasta
asing.
(c) Mewajibkan rakyat Priangan untuk menanam
kopi (Preanger Stelsel).
(d) Mewajibkan rakyat pribumi untuk menjual
hasil panennya kepada Belanda dengan harga murah (verplichte leverentie).
Akhirnya, pada tahun
1811, Herman Willem Daendels digantikan oleh Gubernur Jenderal Janssens.
c. Masa Janssens
Tugas sebagai Gubernur Jenderal,
Janssens ternyata tidak secakap Daendels (baik dalam memerintah maupun dalam
mempertahankan wilayah Indonesia). Janssens ternyata tidak siap untuk
mengimbangi kekuatan dan serangan Inggris, sehingga Janssens menyerah pada 18
September 1811 dan dipaksa untuk menandatangani perjanjian di Tuntang
(Salatiga).
4.
Bangsa Inggris Menjajah Indonesia (1811-1816)
Pemerintah Inggris
mulai menguasai Indonesia sejak tahun 1811 pemerintah Inggris mengangkat Thomas
Stamford Raffles (TSR) sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia. Ketika TSR
berkuasa sejak 17 September 1811, ia telah menempuh beberapa langkah yang
dipertimbangkan, baik di bidang ekonomi, social, dan budaya. Penyerahan kembali
wilayah Indonesia yang dikuasai Inggris dilaksanakan pada tahun 1816 dalam
suatu penandatanganan perjanjian. Pemerintah Inggris diwakili oleh John
Fendall, sedangkan pihak dari Belanda diwakili oleh Van Der Cappelen. Sejak
tahun 1816, berakhirlah kekuasaan Inggris di Indonesia.
1. Masa Sistem Tanam Paksa
Pemerintah Belanda
untuk menutup kekosongan kas keuangan negara, satu di antaranya adlah dengan
menerapkan aturan tanam Paksa (Cultuurstelsel). Tanam paksa berasal dari bahasa
Belanda yaitu Cultuurstelsel (system penanaman atau aturan tanam paksa). Aturan
tanam paksa di Indonesia adalah Johannes Van Den Bosch.
a. Isi Aturan Tanam Paksa
1) Tuntutan kepada setiap rakyat Indonesia agar
menyediakan tanah pertanian untuk cultuurstelsel tidak melebihi 20% atau
seperlima bagian dari tanahnya untuk ditanami jenis tanaman perdagangan.
2) Pembebasan tanah yang disediakan untuk
cultuurstelsel dari pajak, karena hasil tanamannya dianggap sebagai pembayaran
pajak.
3) Rakyat yang tidak memiliki tanah pertanian
dapat menggantinya dengan bekerja di perkebunan milik pemerintah Belanda atau
dipabrik milik pemerintah Belanda selama 66 hari atau seperlima tahun.
4) Waktu untuk mengerjakan tanaman pada tanah
pertanian untuk Culturstelseltidak boleh melebihi waktu tanam padi atau kurang
lebih 3 (tiga) bulan
5) Kelebihan hasil produksi pertanian dari
ketentuan akan dikembalikan kepada rakyat
6) Kerusakan atau kerugian sebagai akibat gagal
panen yang bukan karena kesalahan petani seperti bencana alam dan terserang
hama, akan di tanggung pemerintah Belanda
7) Penyerahan teknik pelaksanaan aturan tanam
paksa kepada kepala desa
b. Pelaksanaan Aturan Tanam Paksa
Tanam paksa sudah
dimulai pada tahun 1830 dan mencapai puncak perkembangannya hingga tahun 1850
Pada tahun 1860,
menanam lada dihapuskan. Pada tahun 1865 dihapuskan untuk menanam nila dan the.
Tahun 1870, hampir semua jenis tanaman yang ditanam untuk tanam paksa
dihapuskan, kecuali tanaman kopi. Pada tahun 1917, tanaman kopi yang diwajibkan
didaerah Prianganjuga dihapuskan.
c. Dampak Aturan Tanam Paksa
d. Reaksi terhadap Pelaksanaan Aturan Tanam Paksa
Antara tahun 1850-1860,
terjadi perdebatan. Kelompok yang menyetujui terdiri dari pegawai-pegawai
pemerintah dan pemegang saham perusahaanNetherlandsche handel maatsschappij
(NHM). Pihak yang menentang terdiri atas kelompok dari kalangan agama dan
rohaniawan
Pada tahun 1870,
perekonomian Hindia Belanda (Indonesia) mulai memasuki zaman liberal hingga
tahun 1900.
2. Masa Liberalisme
Politik Pintu Terbuka
di Indonesia berlangsung antara tahun 1870 hingga tahun 1900, periode ini
disebut sebagai zaman berpaham kebebasan (liberalisme). Pemerintah Hindia
Belanda memberlakukan peraturan seperti Undang-undang Agraria (Agrarische Wet)
dan Undang-undang Gula (Suiker Wet)
a.
Undang-undang
Agararia (Agrarische Wet)
Undang Agraria berisi
pernyataan bahwa semua tanah yang terdapat di Indonesia adalah milik pemerintah
Hindia Belanda
b.
Undang-Undang
Gula (Suiker wet)
Undang-undang gula
berisi pernyataan bahwa hasil tanaman tebu tidak boleh diangkut ke luar wilayah
Indonesiadan hasil panen tanaman tebu harus di proses di pabrik-pabrik gula
dalam negeri
Pada akhir abad ke-19,
ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia semakin maju, termasuk kemajuan
dibidang kesehatan.
1. Pengaruh
Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Berbagai Daerah di Indonesia.
Kolonialisme dan
Imperialisme mulai merebak di Indonesia sekitar abad ke-15, yaitu diawali
dengan pendaratan bangsa Portugis di Malaka dan bangsa Belanda yang dipimpin
Cornelis de Houtmen pada tahun 1596, untuk mencari sumber rempah-rempah dan
berdagang.
1. Perlawanan Rakyat terhadap Portugis
Kedatangan bangsa
Portugis ke Semenanjung Malaka dank e Kepulauan Maluku merupakan perintah dari
negaranya untuk berdagang.
a. Perlawanan Rakyat Malaka terhadap Portugis
Pada tahun 1511, armada
Portugis yang dipimpin oleh Albuqauerquemenyerang Kerajaan Malaka. Untuk
menyerang colonial Portugis di Malaka yang terjadi pada tahun 1513 mengalami
kegagalan karena kekuatan dan persenjataan Portugis lebih kuat. Pada tahun
1527, armada Demak di bawah pimpinan Falatehan dapat menguasai Banten,Suda
Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh Falatehan dan ia
kemudian mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (Jakarta)
b. Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis
Mulai tahun 1554 hingga
tahun 1555, upaya Portugis tersebut gagal karena Portugis mendapat perlawanan
keras dari rakyat Aceh. Pada saat Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh
pernah menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1629.
c. Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis
Bangsa Portugis kali
pertama mendarat di Maluku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis berikutnya pada
tahun 1513. Akan tetapi, Tertnate merasa dirugikan oleh Portugis karena
keserakahannya dalam memperoleh keuntungan melalui usaha monopoli perdagangan
rempah-rempah.
Pada tahun 1533, Sultan
Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di
Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun dapat kembali melakukan perlawanan terhadap
bangsa Portugis, namun dapat diperdaya oleh Portugis hingga akhirnya tewas
terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya dipimpin oleh Sultan Baabullah
pada tahun 1574. Portugis diusir yang kemudian bermukim di Pulau Timor.
2. Perlawanan Rakyat
terhadap Belanda (VOC)
Persekutuan dagang Hindia
Timur milik pemerintah Belanda di Indonesia adalah Vereenigde oost Indische
Compagnie (VOC) yang berdiri tahun 1602.
a. Perlawanan Rakyat Mataram
1) Perlawanan Rakyat Mataram Pertama
Dilakukan pada bulan
Agustus 1628 yang dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso.
2) Perlawanan Rakyat Mataram Ke dua
Dilaksanakan tahun 1629
dan dipimpin oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Pasukan Mataram tetap
menyerbu Batavia dan berhasil menghancurkan benteng Hollandia, dilanjutkan ke
benteng Bommel tetapi belum berhasil.
3) Perlawanan Trunojoyo
Sultan
Agung Hanyakrakusuma wafat pada tahun 1645, kedudukannya digantikan oleh
putranya yang bergelar Susuhunan Amangkurat I. tahun 1674 meletuslah
pemberontakan rakyat yang dipimpin oleh Trunojoyo, putra Bupati Madura. Trunojoyo
mendapat dukungan dari para pengungsi Makassar yang dipimpin Karaeng Galesong
dan Montemarano mengakibatkan Amangkurat I terdesak dan melarikan diri untuk
meminta bantuan kepada Belanda. Meninggal dunia di Tegalwangi (dekat kota
Tegal). 1677, putra mahkota naik tahta sebagai raja Mataram dengan gelar
Amangkurat II. Perjanjian kepada Belanda berupa Bandar di Semarang, hak
perdagangan yang luas, seluruh daerah di Jawa Barat, disebelah selatan Batavia,
dan pembayaran semua ongkos perang dengan jaminan beberapa Bandar di pantai
utara pulau Jawa. Setelah Trunojoyo tertangkap dan dijatuhi hukum mati (tahun
1679), Kerajaan Mataram selalu mendapat pengaruh dari pemerintah Hindia
Belanda.
4) Perlawanan Untung Suropati
Untung
Suropati adalah putra Bali yang menjadi prajurit kompeni di Batavia antara
tahun 1686 sampai 1706, Untung Suropati dan kawan-kawannya menyingkir ke
Mataram dan bekerja sama dengan Sunan Mas atau Amangkurat III untuk melakukan
perlawanan terhadap Kompeni Belanda (VOC) dan dinobatkan menjadi Adipati dengan
gelar Aria Wiranegara. Kekuasaan Untung Suropati meliputi Blambangan, Pasuruan,
Probolinggo, Bangil, Malang, dan Kediri. 1705, Kompeni Belanda secara sepihak
mengangkat pangeran Puger sebagai Sunan Pakubuwana I untuk menggantikan Amangkurat
III atau Sunan Mas bergabung dengan Untung Suropati. 1706, wilayah pertahanan
Untung Suropati diserbu oleh Kompeni Belanda. Untung Suropati gugur di Bangil
dan Amangkurat III atau Sunan Mas tertangkap, diasingkan ke Sri Langka.
5) Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said
Tahun 1749, Pangeran
Mangkubumi (adik dari Pakubuwana II) bekerjasama dengan Mas Said (Pangeran
Samber Nyawa) melakukan perlawanan terhadap pakubuwana II dan VOC. 1749,
Pangeran Mangkubumi meninggalkan istana dan membentuk pasukan untuk melakukan
perlawanan terhadap Pakubuwana II dan Kompeni Belanda (VOC), mengalahkan
pasukan kompeni. Pada tahun 1751, pasukan kompeni yang dipimpin Mayor De Clerx,
dapat dihancurkan. Perlawanan Mangkubumi dan Mas Said diakhiri dengan
Perjanjian Giyanti (tahun 1755) dan Perjanjian Salatiga (tahun 1757).
b.
Perlawanan Rakyat Banten
Perlawanan rakyat
Banten dibangkitkan oleh Abdul Fatah (Sultan Ageng Tirtayasa) dan putranya
Pangeran Purbaya. Tahun 1659, perlawanan rakyat Banten mengalami kegagalan.
1683, VOC menerapkan politik domba (devide et impera) antara Sultan Ageng
Tirtayasa dengan putranya yang bernama Sulatan Haji. Sultan Haji yang dibantu
oleh VOC dapat mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa menghasilkan kompensasi.
1750, terjadi perlawanan rakyat banten terhadap Sultan Haji.
c. Perlawanan Rakyat Makassar
Perlawanan
terhadap kolonialisme Belanda dilakukan oleh Kerajaan Gowa dan Tallo, yang
kemudian bergabung menjadi Kerajaan Makassar. Kerajaan Makassar, mencapai
puncak kejayaannya pada masa pemerintah Sultan Hasanuddin tahun 1654-1669. Abad
ke-17 Makassar menjadi pesaing berat bagi Kompeni VOC pelayaran dan perdagangan
di wilayah Indonesia Timur. Setelah mendapatkan berdagang, VOC mulai
menunjukkan perilaku dan niat utamanya, yaitu mulai mengajukan tuntutan kepada
Sultan Hasanuddin. Pertempuran antara rakyat Makassar dengan VOC terjadi.
Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1633. Pada tahun 1654 diawali dengan
perilaku VOC yang berusaha menghalang-halangi pedagang yang akan masuk maupun
keluar Pelabuhan Makassar mengalami kegagalan. Pertempuran ketiga terjadi tahun
1666-1667, pasukan kompeni dibantu olehpasukan Raja Bone (Aru Palaka) dan
pasukan Kapten Yonker dari Ambon. Angakatan laut VOC, yang dipimpin oleh
Spleeman. Pasukan Aru Palaka mendarat din Bonthain dan berhasil mendorog suku
Bugis agar melakukan pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin. Penyerbuan ke
Makassar dipertahankan oleh Sultan Hasanudin. Sultan Hasanudin terdesak dan
dipaksa untuk menandatangani perjanjian perdamaian di Desa Bongaya pada tahun
1667.
Factor
penyebab kegagalan rakyat Makassar adalah keberhasilan politik adu domba
Belanda terhadap Sultan Hasanudin dengan Aru Palaka. Membantu Trunojoyo dan
rakyat Banten setiap melakukan perlawanan terhadap VOC.
d.
Perlawanan rakyat Maluku
1) Perlawanan di Ternate
Pertama pada tahun 1635
yang dipimpin oleh Kakiali. 1646 kembali terjadi perlawanan rakyat Ternate
terhadap VOC, yang dipimpin oleh Telukabesi. Pada tahun 1650, rakyat Ternate
yang dipimpin olehSaidi mengalami kegagalan.
2) Perlawanan di Tidore
Tidore dipimpin oleh
Kaicil Nuku atau Sultan Nuku.
Perlawanan fisik dan perundingan berhasil mengusir Belanda, mengusir
Kolonial Inggris dari Tidore.
3) Perlawanan oleh Patimura
Bulan
Mei 1817, meletus perlawanan rakyat Maluku di Saparua yang dipimpin oleh Thomas
Mattulessy atau Kapitan Pattimura. Benteng kompeni Duurstede di Saparua diserbu dan direbut rakyat Maluku.
Meluas hingga ke Ambon dan ke pulau–pulau sekitarnya, dikuasai oleh Kapitan
Pattimura, Anthony Rybok, Paulus-paulus Tiahahu, Martha Christina Tiahahu,
Latumahina, Said Perintah dan Thomas Pattiwael, kewalahan perlawanan rakyat
Pattimura pada tahun 1817 mendantangkan pasukan Kompeni dari Ambon yang
dipimpin oleh kapten Lisnet.
Oktober 1817, menyerang
rakyat Maluku secara besar-besaran, menangkap Kapitan Pattimura (tahun 1817)
dihukum mati pada tanggal 16 Desember 1817.
2.
Reaksi-reaksi Rakyat Indonesia Terhadap Kolonialisme Belanda dalam Bentuk
Perang Besar
a. Perang Padri (1821-1837)
Terjadi di Sumatera
Barat atau di tanah Minangkabau. Perselisihan antara kaum Padri dengan kaum
Adat yang kemudian mengundang campur tangan pihak Belanda.
Perang Padri pertama
(tahun 1821-1825) dan perang Padri kedua (tahun 1830-1837)
1) Perang Padri Pertama
Di kota Lawas,
berkembang ke daerah lainnya seperti Alahan Panjang. Kaum Padri dipimpi oleh
Datok Bandaro bertempur melawan kaum Adat yang dipimpin oleh Datuk Jati.
Setelah Datuk Bandaro meninggal dunia, pucuk pimpinan dipegang oleh Malim Basa
(Tuanku Imam Bonjol) dan dibantu oleh Tuanku Pasaman, Tuanku Nan Renceh, Tuanku
Nan Cerdik, dan Tuanku Nan Gapuk. Tahun 1821, kaum Padri menyerbu pos Belanda
di semawang dan mengacaukan kedudukan Belanda di daerah Lintau. Belanda
membangun benteng nama Firt van der Capllen. Tahun 1822 didaerah Baso terjadi
pertempuran antara Pasukan Padri yang dipimpin oleh Tuanku Nan Renceh. 1823
terjadipertempuran lagi di Bonio dan Agam. Belanda dapat merebut benteng
pertahanan kaum Padri. 1825, kedudukan Belanda mulai sulit karena harus
berhadapan dengan kaum Padri dan juga harus menghadapi pasukan Diponegoro.
November 1825, Belanda
dan Kaum Padri menandatangani perjanjian damai yang berisi tentang pengakuan
Belanda atas beberapa daerah sebagai wilayah kaum Padri dan untuk sementara peperangan
gelombang pertama berakhir.
2) Perang Padri Gelombang ke Dua
1829, di daerah
pariaman. 1830, kaum Adat mulai banyak membantu kaum Padri dan kedua kaum
tersebut menyadari bahwa perlunya kerja sama. Perang antara rakyat Minangkabau
melawan penjajah Belanda. 1831, penyerangan terhadap belanda di daerah
Muarapalam. 1832, dipimpin oleh Tuanku Nan Cerdik dan Tuanku Imam Bonjol
melakukan penyerangan pos Belanda di Mangopo. 1833, terjadi pertempuran besar
di daerah Agam. 1834 hingga tahun 1835, pemerintah Belanda mulai mengepung
benteng Bonjol. Tahun 1837, pasukan Belanda melakukan penyerangan terhadap
benteng Bonjol. Pada tanggal 25 Oktkober 1837, benteng pertahanan Kota Bonjol
jatuh ke tangan Belanda. Imam Bonjol diasingkan ke Cianjur, kemudian dipindahkan
ke Minahasa hingga wafat dann dimakamkan di Pineleng.
b. Perang Diponegoro
Di lingkungan istana
terdapat golongan yang memihak Belanda, banyak juga yang menentang Kolonial
Belanda, seperti Pangeran Diponegoro (putra Sultan Hamengku Buwono III). Kecurigaan
yang berlebihan ini pada akhirnya menimbulkan permusuhan dan peperangan yang
disebut perang Diponegoro.
1) Penyebab Umum Perang Diponegoro
a. Semakin menderitanya rakyat akibat kerja
rodi dan berbagai macam pajak
b. Semakin sempitnya wilayah Kerajaan
Mataram akibat dikuasai Belanda.
c. Selalu ikut campurnya Belanda dalam
urusan pemerintahan Kerajaan Mataram.
d. Masuknya budaya barat ke dalam keraton
yang bertentangan dengan ajaran agama.
e. Kecewanya kaum bangsawan akan aturan Van
der Capellen yang melarang usaha perkebunan swasta di wilayah Kerajaan Mataram.
f. Munculnya pejabat Kerajaan Mataram yang
membantu pihak Belanda demi keuntungan pribadi.
2) Penyebab Khusus Perang Diponegoro
Dipengaruhi oleh
persoalan pribadi. Terjadi pada tahun 1825, tindakan sewenang-wenang Belanda
yang telah memasang tonggak untuk membangun jalan raya yang melintasi makam
leluhur Pangeran Diponegoro tanpa izin. Perang antara Pangeran Diponegoro
dengan Belanda dibantu oleh Kasunanan Surakarta, Mangkunegaran, dan Kesultanan
Yogyakarta.
Menggungakann strategi
atau siasat perang gerilya, pusat pertahanan yang selalu berpindah-pindah
seperti di Gua Selarong, Dekso, lereng Gunung Merapi, dan Bagelan(Purworejo).
Terbukti bahwa pada tahun 1825 sampai 1826, pasukan diponegoro memperoleh
kemenangan hingga dapat merebut daerah Pacitan, Purwodadi, dan Klaten.
Penggungaan
sistem Benteng Stelsel oleh Belanda mempersulit pergerakan pasukan Diponegoro
dan hubungan komunikasi antar pasukan. Pada tahun 1828, Kiai Mojo bersedia
untuk diajak berunding oleh pihak Belanda namun gagal dan justru ia ditangkap
dan diasingkan ke Minahasa sampai wafat pada tahun 1849. Jendral De Kock
mengajak berundingSentot Alibasa Prawirodirjo, Tetapi selalu mengalami
kegagalan. Pada tahun 1829, Sentot Alibasa Prawirodirjo menyerah, ia dituduh
memihak kaum Padri sehingga akhirnya ia diasingkan ke Cianjur dan kemudian dipindahkan ke Bengkulu hingga wafat pada
tahun 1855.
Pangeran
Mangkubumi menyerah pada tahun 1829 dan putranya sendiri yang bernama
Dipokusumo beserta patihnya menyerah pula pada tahun 1830. Jendral de kock
ditanggapi positif oleh Pangeran Diponegoro dan disepakati bersama bahwa
perundingan akan dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 1830 di kota Magelang.
Pangeran Diponegoro dibawa ke Semarang dan Batavia kemudian diasingkan lagi ke
Manado. Ia kembali dipindahkan ke Makassar hingga wafat pada tanggal 8 januari
1855.
c. Perlawanan rakyat Aceh (1873-1904)
Aceh
merupakan salah satu kerajaan di Indonesia yang kuat dan masih tetap bertahan
hinga abad ke-19. berdasarkan Traktat London tahun 1824 bangsa Inggris dan
Belanda yang sudah pernah berkuasa di Indonesia harus saling sepakat untuk
menghormati keberadaan kerajaan Aceh.
Berdasarkan
Perjanjian (Taktat) Sumatera tahun 1871 atau yang lebih dikenal dengan Traktat
London ke-3, pihak Inggris melepas tuntutannya terhadap daerah Aceh. Kerajaan
Aceh berusaha mencari bantuan ke Turki serta menghubungi Kedutaan Italia dan
Kedutaan Amerika Serikat di Singapura. Sementara bantuan dari Turki belum
datang, pada bulan Maret 1873, perangnya ke Kutaraja atau Banda Aceh di bawah
pimpinan Jendral Kohler, berusaha merebut dan menduduki ibu kota dan Istana
Kerajaan Aceh. Kerajaan Aceh berhasil, tetapi dalam pertempuran tersebut
Jendral Kohler tewas tertembak.
Mengawali terjadinya perang Aceh yang berkepanjangan mulai tahun 1873 sampai
1904. pasukan Belanda melaksanakan operasi Konsentrasi Stelselsambil menggertak
para pemimpin Aceh agar menyerah. Beberapa pimpinan utama Aceh seperti Teuku
Cik Di Tiro, Cut Nya’ Din, Panglima Polim, dan Cut Meutia (bersama-sama dengan
rakyat Aceh) untuk melancarkan serangan umum.
Pada
bulan Desember 1873, Belanda mengirim pasukan perang ke Aceh dengan kekuatan
8.000 personil dibawah pimpinan Mayor Jendral Van Swiesten. Akan tetapi upaya
Belanda untuk menawan Sultan Mahmud Syahbelum berhasil karena Sultan beserta
para pejabat kerajaan telah menyingkir ke Luengbata. Setelah Sultan Mahmud Syah
meninggal karena sakit, ia digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Muhammad
Daudsyah.
Setelah
Teuku Cik Di Tiro sebagai pemimpin utama
Aceh Wafat. Pucuk pimpinan dilanjutkan oleh Teuku Umar dan Panglima Polim. Pada
tahun 1893, Teuku Umar beserta pasukannya memanfatkan kelengahan Belanda dengan
tujuan mendapatkan senjata. Disambut baik dan mendapat gelar Teuku Johan
pahlawan. Pada tahun 1896, Teuku Umar bergabung kembali dengan rakyat Aceh
dengan membangun markas pertahanan Meulaboh.
Peristiwa
Teuku Umar yang berhasil menyiasati Belanda dipandang sebagai kesalahan besar
Deykerhoff sebagai gubernur militer. Digantikan olehJendral Van Heutsz. Belanda
memeberi tugas kepada Dr. Snock Hurgronje untuk menyelidiki perilaku masyarakat
Aceh. Dr. Snock Hurgronje dalam
menjalankan tugasnya menggunakan nama smaran, yaitu Abdul gafar.
Untuk mengalahkan Aceh,
lebih cepat dan tepat, Belanda menggunakan Strategi sebagai berikut :
1. menghancurkan dan menangkap seluruh pemimpin dan ulama dari pusat
2. membentuk pasukan gerak cepat (marschose
marechausse)
3. semua pemimpin dan ulama yang tertangkap
harus menandatangani perjanjian
4. setelah melakukan
operasi militer, Belanda mengikuti kegiatan perdamaian rehabilitasi
(pasifikasi)
5. bersikap lunak terhadap para bangsawan.
Atas usulan Dr. Snock
Hurgronje, pemerintah Belanda memberi tugas kepda Jendral militer Van Heutsz.
Pada tahun 1899, pasukan gerak cepat pimpinanVan Heutsz, is gugur pada tahun
1899. dilanjutkan oleh istrinya Cut Nya’ Din, tetapi kemudian tertangkap dan
diasingkan ke Sumedang hingga akhir hayatnya.
Belanda menyandera keluarga
raja dan keluarga Panglima Polim. Perlawanan Aceh berikutnya dilanjutkan oleh
Cut Meutia, tetapi perlawanan ini dapat dipadamkan dan pada tahun 1904 perang
Aceh dinyatakan berakhir.
d. Perlawanan rakyat Bali
Keinginan Belanda untuk
menguasai Bali dimualai sejak tahun 1841 dan seluruh raja di Bali dipaksa
menandatangani perjanjian yang isinya agar raja di Bali mengakui dan tunduk
kepada pemerintah Belanda.
Keinginan Belanda untuk
menguasai Bali selalu tidak berhasil karena Bali masih bersifat konservatif
(masih berlaku adat/ tradisi). Pada tahun 1844, kapal Belanda terdampar di
pantai Buileleng dan dikenakan hukum tawan karang, yaitu selalu turut campur
urusan kerajaan di Bali dengan mengajukan tuntutan dengan isi sebagai berikut.
1) Membebaskan Belanda dari hukum Tawan
Karang.
2) Kerajaan Bali mengakui pemerintahan
Hindia Belanda.
3) Kerajaan Bali melindungi perdagangan
milik pemerintah Belanda.
4) Semua raja di bali harus tunduk terhadap
semua perintah colonial Belanda.
5) Sehingga pada tahun 1846 Belanda
menyerang wilayah Bali Utara dan memaksa
Raja Buleleng untuk
menandatangani perjanjian perdamaian
1) Benteng Kerajaan Buleleng agar dibongkar.
2) Pasukan Belanda ditempatkan di Buleleng.
3) Biaya perang harus ditanggung oleh Raja
Buleleng.
Pada tahun 1848,
raja-raja di Bali tidak lagi mematuhi kehendak Belanda. Pos-pos pertahanan
Belanda di Bali diserbu dan semua senjata dirampas oleh gusti Jelantik. Pada
tahun 1849, pasukan belanda datang dari Batavia untuk menyerbu dan menguasai
seluruh pantai Buleleng dan menyerbu benteng Jagaraga. Sejak runtuhnya Kerajaan
Buleleng, perjuangan rakyat Bali mulai lemah. Meskipun demikian, Kerajaan
Karangasem dan Klungkung masih berusaha melakukan perlawanan terhadap Belanda.
e. Perlawanan Rakyat Palembang (1819-1825)
Sultan Badaruddin dahulu pernah menjadi
Sultan Palembang dan kemudian diturunkan secara paksa oleh pemerintah Inggris
ketika masih berkuasa di Indonesia yaitu digantikan oleh Sultan Najamuddin.
Tahun 1819 Sultan Badaruddin selalu menghalangi setiap kapal Belanda yang
memasuki sungai Musi. Pada tahun 1821, Belanda dapat menguasai ibukota
Palembang dan menangkap Sultan Badaruddin. Sultan Badaruddin diasingkan ke
Ternate. Perlawanan rakyat Palembang sering terjadi pada tahun 1825.
f. Perlawanan Rakyat Banjar (1859-1863)
Yang menjadi daya tarik
Belanda untuk menguasai Kalimantan Selatan yang saat itu diperintah oleh Sultan
Hidayat. Untuk menguasai Banjarmasin adalah dengan melakukan operasi militer
pada tahun 1859. Dalam pertempuran itu, Sultan Hidayat tertangkap oleh Belanda
dan diasingkan ke Cianjur, Jawa Barat. Upaya Belanda untuk menguasai Banjamasin
mengalami kesulitan rakyat berupa untuk mempertahankan wilayahnya dan setiap
kapal Belanda yang memasuki pedalaman Banjarmasin (melalui Sungai Barito) akan
dibakar oleh rakyat setempat. Pada tahun 1863, pasukan Belanda melancarkan
serangan bertubi-tubi ke seluruh wilayah Banjarmasin, sehingga Pangeran
Antasari gugur.
g.
Perlawanan Rakyat Tapanuli (1878-1907)
Sekitar tahun 1873,
bangsa Belanda mulai memasuki daerah Tapanuli Utara dengan alas an memadamkan
aktivitas pejuang-pejuang Padri dan para pemimpin dari Aceh. Pada tahun 1878,
Belanda mulai melancarkan gerakan militernya untuk menyerang daerah Tapanuli,
sampai pada akhirnya meletuslah Perang Tapanuli. Perang Tapanuli yang diawali
dengan operasi militer yang dilakukan oleh Jenderal Van Daalen di pedalaman
Aceh tahun 1903-1904. Serdadu Belanda yang mulai berdatangan di daerah di
Sumatera Utara dibendung oleh rakyat Tapanuli yang dipimpin oleh Raja
Sisingamangaraja XII.
4. Gerakan - Gerakan Sosial
a. Gerakan Protes Petani
Beberapa contoh gerakan
protes yang terjadi di berbagai daerah,
1) Pemberontakan di Ciomas, lereng Gunung
Salak, Jawa Barat (tahun 1886) pimpinan Arfan dan Muhammad Idris.
2) Pemberontakan di Condet, Jakarta (tahun
1913) pimpinan Entong Gendut, Maliki, dan Modern.
3) Pemberontakan di Surabaya (tahun 11916)
pimpinan Sadikin.
4) Pemberontakan di Tangerang (tahun 1924)
pimpinan Kaiin.
b. Gerakan Ratu Adil
Ketika Kerajaan Kediri
di Jawa Timur mengalami zaman kejayaan (1135-1157), pada masa Raja Jayabaya
terkenal dengan ramalan-ramalannya yang dikumpulkan dalam suatu kitab berjudul
Jongko Jangka Jayabaya. Gerakan ratu adil ini terdapat di daerah Jawa Barat,
Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
c. Gerakan Keagamaan
Perilaku bangsa Eropa
bertentangan dengan agama islam serta kepercayaan yang dianut oleh sebagian
besar penduduk pribumi sebagai berikut.
1) Monopoli perdagangan
2) Perbudakan atau kerja rodi.
3) Penjelajahan atau merampas negeri.
4) Praktik aturan tanam dan penyimpangannya.
5) Pemerasan atau penarikan pajak yang tidak
sesuai dengan kemampuan rakyat.
6) Mabuk karena minuman keras dan gaya hidup mewah
di atas penderitaan orang lain.
5.
Penyebaran Agama Protestan dan Katolik Pada Masa Kolonial
Masuk
dan berkembangnya agama Katolik dan Protestan di Indonesia sudah mulai sejak
abad ke-16. Penyebaran agama dilakukan oleh para petugas yang disebut missie
atau misionaris, sedangkan penyebaran agama Kristen di Indonesia banyak
dilakukan para petugas gereja yang disebut zending.
a. Misionaris Portugis di Indonesia
Salah satu tujuan yang
dilakukan para penjelajahan samudera adalah menyebarkan agama nasrani (gospel).
Misionaris Portugis yang dikenal adalah Pater Fransiscus Xaverius dan Matteo
Ricci. Fransiscus Xaverius adalah seorang misionaris yang mendarat di Maluku
dan menyebarkan agama Katolik antara bulan Juni 1546 sampai April 1547.
b. Zending Belanda di Indonesia
Pada zaman Belanda,
para petugas/penyebar agama Kristen (zending) menyebarkan agama Protestan di
Indonesia. Sebagai bentuk pengabdian social, para zending membangun
sekolah-sekolah keagamaan dan menerjemahkan Injil ke dalam bahasa yang dipahami
oleh masyarakat setempat. Yang berjasa menyebarkan agama Protestan antara lain
Ludwig ingwer Nommensen, Sebastian Danckaarts, Andrian Hulseb, dan Hernius
menyebarkan agama Protestan di daerah Maluku, Sangir Talaud, Timor, Tapanuli,
sebagian di Pulau Jawa, serta di Tapanuli (Sumatera Utara) pada tahun 1861.
6.
Penyebaran Agama Islam Pada Masa Kolonial
Sejak
Kerajaan Malaka dikuasai Portugis pada tahun 1511, para pedagang Islam yang
berasal dari Gujarat dan Persia mengubah
haluan dari jalur perdagangan yang semula melalui Selat Malaka berubah menjadi
Selat Sunda.
No comments:
Post a Comment